Rabu, 17 Agustus 2016

包拯 - Bao Zheng

 
Kimsien daripada Kongco 包拯 - Bao Zheng yang dipuja dalam sebuah altar.

Bao Zheng ( Han Zi : 包拯) ( 999 - 1062 ) adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada zaman Dinasti Song Utara. Karena kejujurannya dia mendapat julukan Bao Qingtian (包青天) yang berarti Bao si langit biru, sebuah nama pujian bagi pejabat bersih. Musuh-musuhnya menjulukinya Bao Hei Zi (包黑子) yang artinya si hitam Bao karena warna  kulitnya yang gelap. Nama kehormatannya adalah Xi Ren (希仁).

Bao dilahirkan dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, provinsi Anhui). Kehidupan awalnya banyak memengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya dengan baik. Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia banyak berteman dengan rakyat jelata sehingga dia mengerti beban hidup dan masalah mereka. Hal ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad untuk menegakkan keadilan dan kejujuran. Orang yang berpengaruh besar pada kehidupannya adalah Liu Yun, seorang pejabat kehakiman di Luzhou, seorang pejabat yang ahli dalam puisi dan literatur serta adil dan membenci kejahatan. Dia juga seorang yang menghargai intelektual dan bakat Bao. Di bawah pengaruh Liu, Bao bertekad untuk memberikan kesetiaannya terhadap kerajaan dan cintanya pada negara dan rakyat.

Kimsien daripada Kongco 包拯 - Bao Zheng  
 
Pada usia 29 tahun, dia lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah pengujian langsung dari kaisar hingga menyandang gelar Jinshi. Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten Jian Chang. Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian karena sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah selama sepuluh tahun. Baru setelah kematian orang tuanya, dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai pejabat kehakiman Provinsi Tian Chang. Ketika itu dia telah berumur 40 tahun.

Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song Ren Zong yang mempromosikannya dan memberikannya jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kai Feng ), ibukota Dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap korupsi di antara pejabat pemerintahan saat itu. Dia menegakkan keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar termasuk pada Guru Besar Liu Pang(庞太师), ayah mertua kaisar yang merangkap guru besar yang membimbing putra mahkota sehingga Liu Pang sangat menganggap Bao sebagai musuhnya.

Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak dia memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari 30 orang pejabat tinggi termasuk beberapa mentri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain. Dia sangat berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran. Enam kali dia melaporkan pada kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir kelas atas kerajaan, tujuh kali untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan kaisar, bahkan dia pernah beberapa kali membujuk kaisar untuk memecat perdana mentri Song Yang. Dalam kapasitasnya sebagai juru sensor kerajaan dia selalu sukses meyakinkan kaisar tanpa membawa kesulitan bagi dirinya, padahal dalam sejarah banyak juru sensor telah mengalami nasib yang buruk, seperti misalnya Si Ma Qian, sejarawan dan filsuf Dinasti Han yang dikebiri karena Kaisar Han Wu Di tidak bisa menerima pendapatnya.

Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman kaisar yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama pangeran ke delapan (八王爷, Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan yang salah. Baginya siapapun termasuk kerabat dekat kaisar sekalipun harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan pelanggaran. Bao meninggal tahun 1062 dan dimakamkan di makam keluarganya di Hefei, di kota itu juga dibangun kuil untuk mengenangnya (包公祠).

感天大帝 / Gan Thian Da Di ( Kam Tian Tay Tee ) - 許真人 - Xu Zhen Ren

Kimsien daripada Kongco 感天大帝 / Gan Thian Da Di ( Kam Tian Tay Tee ) yang dipuja dalam sebuah altar.

Xu Zhen Ren 許真人 adalah seorang yg hidup di zaman Dinasti Jin timur (東晉 tahun 317- 420 Masehi ) di kabupaten Ru Nan. nama sesungguhnya adalah Xu Sun 許遜. Ia dilahirkan pada tanggal 10 bulan 4 Imlek. Ia mempunyai keahlian menyembuhkan orang2 sakit dengan membuat " Fu ". Dia meninggal pada jaman pemerintahan kaisar Xiao Wu Di 孝武帝 dari dinasti Jin. Tahun kedua Tai kang ( tahun 375 Masehi ). Bulan 8 tanggal 1 Imlek. setelah itu, rohnya sering menampakan diri dan memberi pertolongan pada orang - orang yg membutuhkan. Dia mendapat gelar Ci Ji Zhen Jun ( Cu Ce Cin Koen 慈濟真君 ) atau Dewa penolong yang welas asih dan Gan Tian Da Di ( Kam Tian Tay Te ) 感天大帝 yg berarti Mahadewa yang berterima kasih pada Langit. Kelenteng Bao Sheng Da Di biasanya dilengkapi dengan altar untuk Xu Zhen Ren ini .

城隍老爺 - Cheng Huang Lau Ye / Seng Hong Lo Ya ( Hokkian )

 Kimsien Kongco 城隍老爺 - Cheng Huang Lau Ye / Seng Hong Lo Ya ( Hokkian ) yang dipuja dalam sebuah kelenteng.

Di dalam hati rakyat banyak, Seng Hong Ya adalah pejabat pengadilan di akhirat (alam baka), yang bisa mengisi kelemahan pengadilan di dunia, sehingga Seng Hong Ya sangat dihormati di kalangan rakyat jelata.

Kepercayaan kepada Seng Hong Ya berasal dari pemujaan terhadap terhadap 水庸神 Shui Yong Shen ( Dewa Pengawas Saluran Air ), yaitu salah satu dari Ba Zha Shen ( Dewa Palawija yang terdiri dari 8 Dewata ).

Dalam kepercayaan di kalangan rakyat Tionghoa, Seng Hong Ya adalah satu-satunya Dewa yang memiliki perbedaan tingkatan ( kelas ).Yang mengepalai seluruh negeri disebut 天下都城隍 Tian Xia Dou Cheng Huang. Yang mengurus sebuah propinsi disebut 都城隍 Dou Cheng Huang. Yang mengurus sebuah karesiden adalah 府城隍 Fu Cheng Huang.

城隍爺 Cheng Huang Ye {Hok Kian = Seng Hong Ya} adalah Dewa Pelindung Kota. Secara harfiah Cheng Huang berarti parit pelindung benteng kota ( 城 Cheng = tembok kota. 隍 Huang = parit yang kering di luar tembok kota ).

 Kimsien daripada Kongco 城隍老爺 - Cheng Huang Lau Ye / Seng Hong Lo Ya ( Hokkian ).

Kimsien daripada Kongco 城隍老爺 - Cheng Huang Lau Ye / Seng Hong Lo Ya ( Hokkian ) dalam sebuah tandu bersama dengan dua orang pengawalnya.

Upacara sembahyang untuk menghormati Ba Zha Shen dimulai oleh Kaisar 堯Yao [2357 SM – 2258 SM]. Shui Yong Shen sebagai salah satu dari Ba Zha Shen menduduki tempat penting di antara kedelapan dewa itu. Lama-kelamaan arti saluran air diperluas meliputi saluran atau parit pelindung benteng yang disebut Cheng Huang.

Pada zaman 三國 San Guo ( Hok Kian = Sam Kok ) ( 221 M – 265 M ) di negeri Wu ( Hok Kian = Gouw ), Cheng Huang mulai dihormati tersendiri, terlepas dari Ba Zha Shen. Pada tahun 239 M didirikan kelenteng 城隍廟 Cheng Huang Miao ( Seng Hong Bio ), yaitu Kelenteng Seng Hong Ya yang pertama.
 
Pada masa dinasti 唐 Tang ( 618 M – 907 M ) di tiap ibukota propinsi mulai banyak didirikan kelenteng untuk menghormati Seng Hong. Sejak itu Seng Hong secara resmi menjadi Dewa Pelindung Kota, dengan panggilan yang umum Cheng Huang Lao Ye ( Seng Hong Lo Ya ) atau Cheng Huang Ye ( Seng Hong Ya ).

Setelah 明太祖 Ming Tai Zu {Beng Thai Cou} – 朱元璋 Zhu Yuan Zhang Kaisar pertama Dinasti Ming berkuasa, dia lalu mengangkat Cheng Huang di ibukota Negara (waktu itu di Nan Jing) sebagai Tian Xia Dou Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota Negara dengan gelar Ming Ling Wang. Lalu, semua Cheng Huang dari tiap ibukota propinsi diangkat sebagai Du Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota.

Kemudian Cheng Huang dari tiap ibukota karesidenan dianugerahi gelar Wei Ling Gong. Sedangkan pada tingkat kabupaten dianugerahi gelar Ling Ying Hou dan pada tingkat kecamatan diberi gelar Xian You Bo. Oleh karena ini Cheng Huang Ye menjadi memiliki corak kedaerahan yang khas.

Pada masa Kaisar Ming Tai Zu ini, kelenteng-kelenteng untuk menghormati Seng Hong Ya di Tiongkok, bentuknya menyerupai kantor pejabat pemerintah dan tingkat kepangkatannya pun mengikuti urutan kepangkatan pejabat pemerintah.

Pada masa Dinasti 清 Qing ( 1644 - 1911 ) setiap kantor pemerintah baik sipil maupun militer, diharuskan membangun sebuah kelenteng untuk memuja Cheng Huang di dekatnya, sebagai lambang Yang ( pemerintahan yang nyata, kantor pemerintah ) dan Yin ( pemerintahan oleh roh, yang berwujud klenteng Cheng Huang ). Para pejabat yang bertugas di situ diwajibkan bersembahyang setiap Ce It dan Cap Go ( tgl 1 dan tgl 15 penanggalan Imlek ) di klenteng Cheng Huang tersebut, sebagai penghormatan kepada penguasa dari alam baka itu.

Rakyat banyak percaya bahwa orang yang telah meninggal dunia, arwahnya akan dibawa ke hadapan Seng Hong Ya untuk diperiksa, lalu diputuskan akan masuk surga atau ke neraka. Seng Hong Ya memiliki banyak anak buah, di antaranya adalah 文武判官 Wen Wu Pan Guan ( Bun Bu Pwan Kwan ) yaitu jaksa sipil dan militer, 牛頭馬面 Niu Tou Ma Mian ( Gu Thou Be Bin ) yaitu Si Kepala Sapi dan Si Muka Kuda, Qi Ye Ba Ye atau disebut juga 大爺二爺 Da Ye Er Yu, lalu ada lagi 24 pejabat yang disebut Er Shi Si Si ( Ji Cap Si Su ).

Seng Hong Ya adalah penguasa dari alam baka namun kekuasaannya juga termasuk di dunia fana. Beliau dipuja sebagai contoh pejabat tinggi yang jujur dan ideal. Bila ada dua belah pihak yang saling berselisih, mereka akan pergi ke Kelenteng Seng Hong Bio untuk saling bersumpah. Pada peringatan hari ulang tahunnya diadakan upacara Gotong Toa Pe Kong dengan thema Seng Hong Ya menginspeksi rakyatnya.
 
 Kimsien daripada Kongco 城隍老爺 - Cheng Huang Lau Ye / Seng Hong Lo Ya ( Hokkian ) yang dipuja dalam sebuah altar.

Ada beberapa kelenteng Cheng Huang yang bersambung langsung dengan Dong Yue Miao ( kelenteng tempat pemujaan Dong Yue Da Di, Dewata Penguasa Pegunungan Timur ).

 Di samping Dong Yue Da Di, dipahatkan 10 Raja Akhirat dan 18 tingkat Neraka. Ini menggambarkan bahwa di akhirat pun ada urutan pemeriksaan. Setelah diperiksa secara teliti di tempat Cheng Huang, roh akan dibawa ke hadapan Dong Yue Da Di, dan diteruskan ke tempat Raja Neraka, Yan Luo Wang { Hok Kian = Giam Lo Ong } untuk dijebloskan ke Neraka.

Kepercayaan kepada Seng Hong Ya tersebar secara turun-temurun di kalangan rakyat. Orang-orang percaya bahwa para pahlawan yang telah gugur, orang-orang yang bajik atau telah berjasa bagi masyarakat, akan diangkat menjadi Seng Hong Ya. Oleh karena ini, di berbagai kota Seng Hong Ya yang dihormati tidak sama.

Misalnya di kota Hang Zhou, ibukota propinsi Zhe Jiang, tokoh yang dianggap Seng Hong Ya adalah Zhou Xin. Zhou Xin adalah gambaran seorang pejabat pengadilan yang jujur dan tegas dalam usahanya menegakkan keadilan, tidak bisa disuap dan tidak takut digertak, bahkan oleh orang yang amat berkuasa sekalipun. Di kota Gun Ming, ibukota propinsi Yun Nan, yang diangkat sebagai Seng Hong Ya adalah Yu Qian, seorang tokoh pada zaman Dinasti Ming yang pernah menjadi perdana menteri.

Suasana Kelenteng Cheng Huang biasanya berwibawa. Ada papan besar yang bertuliskan kata-kata : Anda juga akan kemari kalau harinya tiba. Ada pula yang dilengkapi dengan sempoa – abakus ( alat hitung ) besar, yang menyatakan bahwa para malaikat di sini adalah lurus, tidak bisa disuap. Apa yang anda perbuat selama kehidupan di dunia, akan diperhitungkan dengan teliti.

Kelenteng untuk pemujaan Cheng Huang Ye merupakan salah satu kelenteng yang paling besar dan tersebar luas di Tiongkok. Hampir di tiap kota besar atau kecil terdapat Cheng Huang Miao.

Di Tainan, Taiwan terdapat 3 buah Cheng Huang Miao. Kota-kota di Asia Tenggara juga banyak kelenteng yang memuja Cheng Huang Ye. Antara lain di Singapura, pemujaan terhadap Cheng Huang Ye terdapat di Kelenteng Hong San Si di Sultan Muhammad Road.

Demikianlah asal mula sembahyang kepada Seng Hong Ya sudah dimulai sejak lebih dari 4.300 tahun yang lalu.

三官大帝 - San Guan Da Di / Sam Koan Tay Tee ( Hokkian )

San Guan Da Di atau secara umum dipanggil San Jie Gong atau Sam Koan Tay Tee ( Hokkian ) terdiri dari tiga orang. Pemujaan terhadap San Jie Gong ini adalah pengaruh dari Taoisme yaitu, pemujaan terhadap ketiga penguasa alam, alam langit, alam bumi, alam air, mereka itu adalah:













Foto Kimsien dari Sam Guan Da Di / Sam Koan Tay Tee


1. Tian Guan ( 官 / Thien Koan - Hokkian ) atau Dewa Penguasa Langit adalah yang menguasai peredaran matahari, bulan, bintang, hawa udara dan lain - lain benda semesta. Tian Guan ini turun kedunia untuk membagiberkah kepada kita, pada tanggal 15 bulan 1 imlek (Tjia Gwee Tjap Go) sebab itu beliau disebut juga Shang Yuan (Siang Guan - Hokkian). Gelar lengkapnya adalah Shang Yuan Ci Fu Tian Guan Yi Ping Zi Wei Da Di. Yang berarti sebagai berikut: Zi Wei Da Di adalah gelar Tian Guan, penguasa langit pertama (Tian Guan Yi Ping atau Thian Koan It Pin - Hokkian) pada waktu Shang Yuan turun membagi berkah (Ci Fu). Tanggal 15 bulan 1 Imlek dianggap sebagai hari she jietnya Tian Guan. 


Gambar dari Thian Goan / Tien Koan


2. Di Guan ( 地官 / Tee Koan - Hokkian) atau Dewa penguasa Bumi yang berkuasa atas terciptanya semua yang ada di dunia, termasuk manusia, binatang, dan tumbuhan. Di Guan turun ke dunia untuk mengatur  kelahiran dan kematian, mengatur hasil panen, mengatur tempat - tempat yang sunyi untuk roh - roh manusia ke akhirat dan mengurus pengampunan dosa setiap tanggal 15 bulan 7 imlek (thjit gwee cap go), sebab itu disebut Zhong Yuan (Tiong Goan - Hokkian). Gelar lengkapnya adalah Zhong Yuan She Zui Di Guan Er Ping Qing Xu Da Di, yang artinya sebagai berikut: Qing Xu Da Di, gelar kehormatan, penguasa bumi tingkat menengah (Di Guan Er Ping), pada tanggal 15 bulan 7 imlek atau Zhong Yuan datang kedunia untuk mengampuni dosa - dosa manusia (she zui). Tanggal 15 bulan 7 imlek dianggap shejietnya dari Di Guan.
 
 Foto Kimsien dari Di Guan / Tee Koan.


3. Shui Guan ( 水 官 / Cui Koan - Hokkian ) adalah Dewa yang menguasai peredaran air, hujan, sumber di gunung, sungai, lautan dan mengatur angin yang membawa hujan, banjir dan segala sesuatu yang berhubungan dengan air. Shui Guan turun ke dunia untuk mengatur peredaran air dan membebaskan manusia dari berbagai musibah yang ada hubungannya dengan air pada tanggal 15 bulan 10 imlek atau Xia Yuan (Hee Gwan - Hokkian). Beliau secara lengkap bergelar Xia Yuan E Shi Guan San Ping Dong Xu Da Di yang artinya adalah Dong Xu Da Di penguasa air tingkat bawah (Shui Guan San Ping), pada waktu Xia Yuan datang ke dunia menolong manusia menghindarkan bencana.

 
Foto dari Kimsien Cui Koan / Shui Goan.

大士爷 - Da Shi Ye / Tay Su Ya ( Hokkian )

Di kalangan Masyarakat Tionghoa, diyakini Avalokitesvara Bodhisattva menjelma sebagai Raja Setan “Da Shi Ye” (大士爷). Di dalam agama Tao, Da Shi Ye dikenal dengan nama Pu Du Gong.

Dalam upacara Ullambana, terdapat ritual di mana patung Da Shi Ye ini dibakar. Sebagian masyarakat Tionghoa di Indonesia meyakini bahwa Da Shi Ye melepaskan arwah setan selama 1 bulan pada saat Bulan Ke-Tujuh Penanggalan Lunar Imlek. Ada juga beberapa orang yang meyakini bahwa pembakaran patung Da Shi Ye bertujuan untuk mengusir para setan atau kesialan.

  Gambar Grafis daripada Kongco 大士爷 - Da Shi Ye / Tay Su Ya ( Hokkian ).

Sebagai emanasi Avalokitesvara Bodhisattva, tentu ada ciri-ciri fisik yang menunjukkan bahwa Da Shi Ye adalah emanasi Avalokitesvara. Tampak di atas kepala Da Shi Ye ada rupang Avalokitesvara sedang berdiri atau duduk bersila.

Syair Maha Karuna Dharani yaitu “Hulu hulu Mara” disimbolkan oleh emanasi Avalokitesvara sebagai seorang Raja Setan:

观音示现鬼神王
Avalokitesvara muncul sebagai raja setan dan hantu
降伏诸魔守规章
Yang memerintah para iblis untuk menaati peraturan
一切众生依教诲
Tiap-tiap makhluk semuanya bergantung pada ajaran dan instruksi
强者调柔弱者昌
Yang kuat akan ditenangkan dan yang lemah dapat menjadi bangkit.

Dalam Karandavyuha Sutra, dikisahkan setelah pergi ke neraka Avici, Avalokitesvara Bodhisattva pergi ke kota setan kelaparan. Ketika Avalokitesvara berada di sana, api karma di kota tersebut padam dan kota setan berubah menjadi sangat sejuk. Avalokitesvara Bodhisattva menciptakan sungai yang mana airnya bisa diminum oleh para setan kelaparan dan ini memuaskan dahaga mereka yang amat sangat. 

Upacara memberi makan setan kelaparan dalam Mahayana disebut sebagai Ritual Dharma Yogacara Ulka-Mukha.

 Gambar Grafis daripada Kongco 大士爷 - Da Shi Ye / Tay Su Ya ( Hokkian ).